Sekarang kita hidup di jaman digital dan Internet. Informasi yang bermanfaat bagi dunia bisnis kini
bergerak jauh lebih cepat daripada, katakan,
sepuluh tahun yang lalu. Apa makna semua
ini? Dalam persaingan di dunia bisnis yang semaki n ketat ini, kita harus bisa
mengikuti perubahan jaman. Ingat
ungkapan “Survival of the Fittest”? Jika tidak bisa menyesuaikan diri dengan
perubahan , kita akan ketinggalan. Inilah yang terjadi sekarang. Sepuluh tahun
yang lalu mungkin tak terbayangkan bahwa kita bisa memesan makanan lewat komputer
atau bahkan telepon genggam. Tapi kini semuanya menjadi mungkin. Produsen atau
penjual menyediakan layanan ini untuk mempermudah pelanggan, dan ini sebaliknya
juga mempermudah kerja penjual.
Membantu networking, secara vertikal ke ATAS, horisontal, juga ketika saat kembalikan kepada komunitas sosial. |
Saya punya usaha di bidang makanan yang siap santap.
Artinya, saya harus selalu menyediakan makanan yang selalu baru -- bukan sisa –
dan yang masih segar. Saya menjual
masakan berbasis ayam dan itik/bebek, yang memang sekarang sudah sangat populer.
Tapi saya juga ingin menyajikan yang terbaik dan beda dengan lainnnya. Selain jenis masakannya yang harus khas, saya
juga harus memasarkannya dengan cara yang paling mutakhir. Ketika pertama kali
saya menerapkan online marketing, saya agak gagap juga. Sebagai pemilik usaha ini,
saya dituntut untuk selalu bisa berinovasi guna menaikkan omzet penjualan
dengan sarana apa saja yang mungkin. Saat online
business mulai banyak diminati kaum pengusaha, saya pun tidak mau
ketinggalan. Bukan karena ingin ikut-ikutan
dan untuk gagah-gagahan saja. Tapi ini memang sudah merupakan keharusan. Apalagi sekarang sudah jamannya “internet ultra cepat”. Saya yang hanya punya modal cukup-cukupan untuk
menjalankan bisnis tidak sanggup menyewa
tempat untuk mendirikan rumah makan yang
sangat mahal harga sewanya. Saya hanya perlu membuat situs internet dan
memasarkan jualan saya di situ.
Agak gagap karena saya sendiri kurang menguasai teknologi komputer. Untuk itu saya harus mempekerjakan orang lain
yang bertugas menerima pemesanan secara online. Artinya saya harus menambah pengeluaran
dengan menggajinya Tapi memang inilah
risiko yang harus saya terima. “Jer basuki, mawa bea.” -- Tiada ganjaran tanpa
pengorbanan. Ganjaran yang saya dapatkan adalah saya bisa menjadi lebih efisien
dalam mengelola bisnis. Saya hanya menyediakan stok bahan baku sesuai dengan
jumlah pesanan online sehingga tidak
ada yang terbuang sia-sia. Kalau pun ada
pesanan yang dibatalkan, saya bisa menyalurkan nya ke beberapa rumah makan tradisional
yang menjadi mitra usaha saya. Dan, masih ada kaitannya dengan teknologi
digital, saya bisa mengantarkan pesanan lewat kurir yang bisa saya hubungi
secara digital pula. Jadi saya tidak perlu
menyediakan pegawai atau kendaraan sendiri untuk mengantar pesanan. Tentu saja ongkos kirim ini sebagian juga saya
bebankan kepada pelanggan. Dan mereka kebanyakan tidak mengeluhkan hal ini. Sekali
dayung dua tiga pulau terlampaui!
Agar bisa terus
mengikuti perkembangan dunia digital, saya tetap meng-update diri saya dalam
bidang ini. ChannelNewsAsia adalah salah
satu sumber informasi saya. Lagi-lagi,
tiada ganjaran tanpa pengorbanan. Saya
sering harus merogoh saku saya lebih dalam lagi untuk mendapatkan device atau gadget yang akan membantu saya updating. Tambahan dana dari siapa pun atau dari mana
pun akan sangat bermanfaat bagi saya.
Maka, selain menjalankan bisnis rumah makan, saya pun masih menyempatkan
diri mengikuti berbagai lomba digital yang menjanjikan hadiah, mulai dari tiket
pesawat, telepon genggam, sampai uang tunai. Semua jenis hadiah itu jelas bisa
membantu memajukan usaha saya. Saya juga ikut dalam berbagai seminar tentang
kewirausahaan dan teknologi informasi guna memperluas wawasan saya dalam
berbisnis.
Di musim liburan Idul Fitri yang baru saja berlalu, pesanan
saya meningkat lumayan drastis. Banyak
keluarga yang ditinggalkan oleh pembantu rumah tangga mereka yang mudik dan
untuk praktisnya mereka lebih suka memesan makanan daripada memasak sendiri. Agak kerepotan juga sih, karena saya juga
kekurangan tenaga untuk membantu saya.
Untungnya jasa kurir tetap jalan dan para pelanggan ini kebanyakan sudah
sangat “melek komputer”.
Jaman memang sudah maju , serba digital
BalasHapusNLP Surabaya
Wah semoga makin sukses ya mba Liz usahanya... memang usaha makanan siap saji ini makin ngehits aja. Ditambah teknlogi semoga daya jangkau pemasarannya makin luas..
BalasHapusMeskipun minim modal, tapi berkat internet, bisnis apapun bisa jalan ya Mbak ;)
BalasHapusSukses untuk lombanya
wuihhh keren mbak, sukses selalu untuk usahanya ya, salut sama teman-teman yang pada memiliki usaha
BalasHapusSetuju banget kalo ngak bisa menyesuaikan dengan perubahan pasti ketinggalakan karena yang kekal hanya perubahan
BalasHapusAda SWOT analysisnya juga Mbak...hehe. Tapi emang perlu ya Mbak, analisa kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman, biar bisa unggul dibanding terhadap kompetitor.
BalasHapussyarat pertama untuk sukses dengan bekerja sendiri adalah menghilangkan kebiasaan menunda... dunia digital sangat deras perkembangannya, menunda adalah membunuh sukses... kira2 gitu kali ya mbak?
BalasHapus