"Rasanya seperti ada yang kurang, jika sehari tak membuka medsos?". Begitulah ucapan
yang sering kita dengar dari mulut penggila medsos zaman sekarang.
Ungkapan yang mulai muncul terutama sejak adanya email, facebook yang
dulu hanya bisa diakses melalui komputer. Kini dengan adanya smartphone,
yang nyaris bisa melakukan apa saja, ucapan ini tambah tak asing saja.
Revolusi dalam media komunikasi memang sangat dahsyat. Kini
boleh dikata setiap orang (dewasa, terutama kaum urban) memiliki alat
untuk mengakses media sosial kapan saja. Menjadi netizen (pengguna
net/jaringan media sosial) sudah menjadi gaya hidup. Banyak yang merasa
ketinggalan zaman jika tidak mengikuti fenomena ini. Tapi, benarkah
demikian? Dan apakah konsekuensinya?
Kemajuan di bidang teknologi komunikasi sering membuat kita
keteter. Untuk dapat terus mengikutinya kita harus selalu mengupdate gadget atau peralatan kita. Netizen harus
menyediakan dana yang cukup karena secara berkala mereka harus
mengganti alatnya. Bagi yang berkecukupan hal ini tentu tidak menjadi
masalah. Tapi bagi yang tidak mampu bagaimana? Yang terjadi adalah
ketimpangan.
Mereka yang mampu dapat memanfaatkan media sosial untuk
apa saja, mulai dari sekadar ngobrol atau bertukar kabar dengan teman
maupun saudara sampai dengan memasang iklan untuk menjual produk secara online. Atau sekadar curhat?
Media sosial memberi kesempatan kepada setiap orang untuk
mengungkapkan perasaan atau ide-ide mereka. Tapi harus diingat bahwa
kita tidak bisa semaunya berbicara melalui media ini. Ingat kasus Prita
yang terpaksa harus berurusan dengan pengadilan gara-gara mengungkapkan
kekesalannya lewat email kepada teman-temannya? Undang-undang hasutan
atau pencemaran nama baik dapat menjerat kita kalau kita kurang
hati-hati.
Banyak pengguna medsos memasarkan produk mereka secara online.
Bagi mereka ini merupakan cara yang lebih efektif dan murah. Mereka
tidak perlu membuka toko secara fisik karena produk mereka dijual
berdasarkan pesanan pembeli. Karenanya untung yang mereka peroleh pun
lebih besar. Tapi mereka harus membangun kepercayaan dari pembeli jika
ingin tetap eksis. Berjanji akan mengirim produk dalam sehari tetapi
barang baru dikirim seminggu kemudian tentunya kurang baik.
Media sosial juga dapat digunakan untuk menggalang dana
bagi korban bencana atau menggalang dukungan bagi calon pejabat publik
seperti yang terjadi di sejumlah daerah sekarang ini. Tapi media sosial
juga dapat digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk
menyebar kebencian dan fitnah. Ini sungguh berbahaya karena banyak
orang yang memakan mentah-mentah fitnah itu.
Sudah pula kita menyaksikan beberapa orang berkumpul di
sekeliling meja makan. Tujuan awal mereka adalah makan bersama sambil
mengobrol. Tapi apa yang terjadi kemudian? Masing-masing justru asyik
dengan gadget mereka. Ini juga bisa terjadi dalam satu keluarga. Di
waktu senggang saat semua anggota seharusnya berkumpul di ruang keluarga
untuk menceritakan pengalaman mereka hari itu, mereka justru berada di
kamar masing-masing sibuk bersilancar di dunia maya. Anak saya sendiri
kadang marah kalau saya terlalu lama di depan komputer. Karena dia anak
berkebutuhan khusus, yang tidak bisa menyampaikan maksudnya secara
verbal, maka ia sering menutup begitu saja laptop yang sedang
saya pakai.Cucu seorang teman saya bahkan sering berusaha merebut HP
teman tersebut untuk dibanting jika ia sedang menelepon!
Juga
sudah bukan berita baru lagi jika kita mendengar ada orang yang menjadi
korban kejahatan berupa penipuan, atau pemerkosaan di mana pelaku dan
korban adalah dua orang yang baru saja berkenalan melalui medsos. Oleh
karena itu, kita perlu memberi pengertian, terutama kepada anak-anak,
agar jangan terlalu percaya pada orang yang mereka kenal melalui media
ini.
Jadi apakah sebaiknya kita menghindari media sosial? Tidak
juga. Banyak sekali manfaatnya seperti diuraikan di atas. Tapi agaknya
orang yang aksesnya ke medsos terbatas, karena tidak mampu membeli alat
yang mahal, agaknya kurang rentan terhadap efek negatifnya. Mungkin saja
mereka memang agak ketinggalan zaman, ketinggalan informasi, tapi ini
kadang juga jadi semacam berkah. Mereka tidak terlalu pusing dengan
segala tetek-bengek soal politik atau ekonomi, tidak terombang-ambing
oleh gemuruhnya pertentangan antara pihak DPR dan eksekutif yang
belakangan ini sering berkobar. Artinya mereka tetap bisa menikmati
hidup seperti sediakala, tak terusik oleh adanya alat-alat canggih yang
bagi mereka seperti berada di awang-awang.
Nah, apakah media sosial itu merupakan berkah
atau musibah akan bergantung pada bagaimana kita menggunakan dan menyiasatinya.
Sangat bermanfaat jika kita menggunakannya untuk hal-hal yang positif, namun
berbahaya jika digunakan untuk berbuat jahat. Di zaman teknologi komunikasi dan
informasi yang sudah sangat maju sekarang ini, kita memang seharusnya tidak
boleh tertinggal. Tetapi kita hendaknya juga ikut menjadi pelaku, bukan hanya
sekadar penonton. Artinya kita harus
berperan aktif dalam perkembangan ini, ikut menciptakan hardware ataupun
software yang bermanfaat bagi siapa saja. Bukan hanya sebagai pengguna, yang
hanya akan menguntungkan pihak lain.
Makanya harus bijak dalam memanfaatkan kemajuan iptek era sekarang ini ya.mbak. Biar tidak terjebak kemudaratanš„
BalasHapusInsya Allah, sosial media bisa menjadi berkah, apalagi kalau dapat memberikan inforamsi penting dan menarik :)
BalasHapusInsya Allah, sosial media bisa menjadi berkah, apalagi kalau dapat memberikan inforamsi penting dan menarik :)
BalasHapusInternet dan media sosial memang bagai pisau bermata dua, ada sisi positif dan negatifnya tergantung dari mana kita akan memperlakukannya.
BalasHapusYups, sehari tanpa medsos bagai ada yg kurang...
BalasHapuswah iya yaa, jangan sampai dikendalikan sama medsos. terimakasih share nya mba :)
BalasHapusmedsos sudah menjadi kebutuhan
BalasHapusbaik kebutuhan mencari informasi dan bersosialisasi
asal bisa mengontrol diri saja
trims sharingnya mbak :)
harus cerdas dan bijak kelola medsos dan gadget ya.. kadang diingetin sama si batitaku kalo pas lg asyik di dumay, dia bilang 'Bun... ta(r)uh.. ini ta(r)uh.. "
BalasHapusMelihat yang utama yang mana. Apakah bersosialisasi ataukah berselancar :)
BalasHapus