"Heal Your Life, Heal Your Life",
Astrid Hendrawati, manajer Remedi Indonesia.
Prinsip utama yang dianut pusat kebugaran holistik di Jakarta Selatan ini. Sesungguhnya, setiap orang punya peran, setiap kita punya cerita. " It's up to you, it's your journey", lanjutnya.
Dengan metode refleksi, reframe,retreat, relaksasi sebagai langkah menemukan diri sendiri. Remedi Indonesia yang dirintis Ibu Intan dan suaminya, Pak Ferry, berusaha membuat wadah demi menyatukan tubuh, pikiran dan jiwa. "Janganlah terpaku suatu kesalahan. Selalu melihat dari sisi positif."
Di kawasan Kemang, Remedi Day, sebuah acara berbagi dari yayasan Gerakkan Indonesia. Berbagi segala hal yang bersifat positif. Memang, sejak pagi di awal April lalu, telah banyak kegiatan healing yang berlangsung. Diantaranya, Self Healing dan Bach Flower Remedies.
Sembuhkan Dirimu, Sebelum Menyembuhkan Orang Lain
"Ketahui apa yang diinginkan, sesuai kebutuhan", pesan Ibu Hj.Yuliani dari Yayasan Healing Indonesia International. Jika semua cobaan dihadapi dengan pikiran positif, pasti akan ada akhirnya. Tidak ada yang kekal.
Kita diajarkan cara mengenali diri. Instrospeksi sendiri maupun melalui umpan balik lewat orang lain. Sesuaikan dengan ritme kehidupan, dengan banyak berkomunikasi serta sering bertukar pikiran.
Apa yang sudah kita jalankan? Apakah kita fokus pada kelebihan kita atau malah terpaku dengan kelemahan ? Kita harus melatih kekuatan pikiran. Banyak cara yang dapat dilakukan, seperti:
introspeksi,
berdoa,
mengambil sikap sendiri,
menanyakan kepada teman terdekat,
meditasi atau relaksasi.
Harapannya, kita berpikir dan berjiwa besar, sehingga:
-Percaya dengan yang kita lakukan,
-Bisa menyembuhkan diri dari penyakit kegagalan,
-Bangun kepercayaan dan hancurkan ketakutan,
-Tetap terbuka, kemungkinan yang terjadi bukan hanya apa yang ada.
Dengan mengolah aliran energi dari Ilahi, self healing menjadi sesuatu yang positif, syaratnya:
Harus yakin dan percaya,
Berbuat sesuatu, dengan melakukan usaha,
Pasrah, serahkan semua pada Tuhan.
Rintik hujan sore itu, menyaksikan kami berlatih energi positif. Latihan ini juga bisa kita lakukan sendiri di depan cermin, setidaknya 15 menit. "Intinya kita belajar melepaskan, memaafkan, melupakan", pesan pak Guntur Budi. Menurut seorang teman, saya seperti setengah sadar saat meditasi. Yang jelas, setelah 'terbangun' seperti ada yang lowong. Apakah artinya saya mudah memaafkan?, ini pendapat pak Guntur lho. Sepertinya meditasi seperti ini dapat diulang kembali di rumah.
Kenali Diri, Syarat Utama
"Setiap orang bisa menjadi Healer, asal dapat mengenali diri", motivasi dari Ibu Karmen Kantaatmadja.
Seorang BFRP, Bach Foundation Registered Practitioner, saat perkenalan sesi Bach Flower Remedies.
"Sistem penyembuhan emosi yang menggunakan energi dari 38 jenis bunga dan air", jelas wanita yang biasa dipanggil Memi. Cara mengatasi emosi negatif warisan dokter Edward Bach, yang meneliti psikoneuroimunologi. Inti sarinya, 75% penyebab penyakit adalah stress. Ketidakseimbangan antara tubuh, emosi, pikiran, dan jiwa. Jadi, obati akar masalahnya, yaitu penyakit, bukan orangnya.
Menurut ibu Devi, sistem ini efektif untuk bayinya. Beliau juga seorang BFRP khusus anak. Pemakaian dengan sistem tetes (drops) memudahkan pemberian untuk anak bahkan bayi yang sedang ASI. Kadar alkohol sangat minimalis, digunakan untuk mengikat bahan aktif bunga. Sekiranya khawatir, bisa menggunakan air hangat agar alkokolnya menguap.
Melepaskan Energi Negatif
Untuk lepas dari stress, manusia butuh manusia lain. Remedi Indonesia menyediakan wadahnya. Sesi Dharma, grup yang diadakan setiap Selasa malam pukul 19-21 ini, membahas topik-topik pencerahan diri. Setiap orang bebas langsung datang, free of charge, too. Bagi yang punya masalah, you are welcome. Mari, mencari solusinya bersama di sini. Seperti tagline Remedi Indonesia, di jalan Bangka 99A ini, "Sharing Universal Wisdom", dengan harapan setiap anggota kembali tersenyum bahagia.